ASYURA PUNCAK KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM

Sejatinya, setiap hari selama waktu berjalan sama-sama merupakan sesuatu yang netral. Ia akan menjadi baik, jika diisi dengan kebaikan, dan menjadi buruk, jika diisi dengan keburukan. Meski banyak yang mengatakan bahwa semua waktu, semua hari, semua bulan, semua tahun itu sama-sama baik, namun pada kenyataanya Allah sendiri telah memilih bahwa ada hari, ada waktu, ada bulan dimana kedudukan mereka masing-masing tidak sama. Mulai dari ada hari baik, kemudian lebih baik, selanjutnya yang terbaik.

Diantara waktu malam, waktu petang, waktu sore, waktu siang, Allah pilihkan diantara waktu-waktu itu ada waktu yang utama. Ada saat dimana waktu malam lebih utama dibanding malam lainnya, seperti istimewanya waktu sepertiga malam terakhir. Ada juga hari yang lebih utama dari hari-hari lainya yaitu hari Jum’at. Dan ada pula bulan yang lebih utama dari bulan-bulan lainya seperti bulan Ramadan. Bahkan Allah sebutkan di dalam Al Quran surat Al Taubah ayat 36 bahwa diantara 12 bulan dalam setahun, ada 4 bulan yang Allah sebut dengan bulan-bulan haram (minhaa arba’atun hurum) atau bulan-bulan yang dimuliakan dan disucikan. 4 bulan dimaksud yaitu 3 bulan berurutan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram) dan 1 berdiri sendiri (Rajab).

Bacaan Lainnya

ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۗ وَأُحِلَّتْ لَكُمُ الْأَنْعَامُ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ ۖ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah (hurumatillah), maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.( Qs Al-Hajj: 30)

Diantara tafsir yang dimaksud hurumatillah pada ayat di atas menurut Tafsir Al-Munir karangan Dr Wahbah Al-Zuhaily.. hurumatillah adalah 5 hal yang yang dimuliakan yaitu Baitul haram atau Ka’bah, Masjidil Haram, Al-Masy’arul Haram yaitu yaitu zona khusus antara Muzdalifah dan Mina, Al-Baladul Haram atau negeri yang dimuliakan yaitu; Mekah dan Madinah, terakhir Assyahrul Haram atau bulan-bulan yang dimuliakan yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Siapa saja yang mengagungkan bulan-bulan haram, maka itu baik bagi mereka. Maka saat itu menjadi bulan untuk meningkatkan kualitas keimanan kita, memperbaiki ibadah-ibadah kita, mengurangi kesalahan-kesalahan kita, menghindarkan diri dari pertumpahan darah, peperangan, permusuhan atau pertengkaran, dan lain sebagainya.

Hari Asyura merupakan hari dimana kebaikan-kebaikan atau amalan-amalan utama yang dilakukan menjadi puncak kebaikan. Puasa Asyura yang dijanjikan oleh Rasulullah dapat menghapus, men-delete atau menghilangkan dosa dan kesalahan-kesalahan kita selama setahun yang lalu. Kemudian ada anjuran mengusap kepala anak yatim, menunjukkan kepedulian yang intens untuk anak yatim. Dan di hari Asyura, bagi kepala keluarga yang berlapang-lapang terhadap istri dan anak-anaknya dengan tidak merepotkan atau menyusahkan, tetapi membuat mereka senang dan refresh, maka Allah akan melapangkan segala urusanya selama setahun penuh. (Kitab I’anatut Talibin juz 2 hal 267).

Mari tanamkam dalam jiwa kita, untuk tidak melewatkan bulan-bulan haram tanpa melakukan kebaikan atau minimal dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan dosa. Semoga Allah swt menuntun kita semua agar minimal tidak cuek atau tidak peduli apalagi menghardik anak yatim. Jika demikian maka bersiap-siaplah Allah akan mempersempit rezeki kita.
Wallahu a’lamu bissawab.

dikutip dari tausiyah KH. Mustafa Al-Amin, M.H.I, M.Pd.I

pengajian Asyura di Musholla Al-Muhajirin 3 Denpasar.

Penulis : Muhammad Muhlisin, S.Pd.I

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.