PWNUBALI.OR.ID |
Hari Usmayadi selaku Ketua LTN PBNU meminta warga NU, khususnya kalangan muda, agar jangan pernah bosan untuk menciptakan konten-konten kreatif di media sosial, mulai dari tulisan, foto, dan juga video.
“Bagi yang senang dengan tulisan, lanjutkan dengan tulisan, diunggah di website dan di media sosial. Yang menyukai fotografi, terus lanjutkan, tapi jangan sampai ketinggalan, konten video harus ada yang menggelutinya,” ungkapnya ketika dihubungi NU Online dari Bandung, Rabu (27/11).
Pria yang akrab disapa Cak Usma ini menjelaskan bahwa media sosial hanyalah alat, tempat berkumpulnya masyarakat di dunia maya. Namun, kenyataannya, bagi kalangan tertentu, media sosial dijadikan alat untuk memasarkan ideologi dan kepentingannya. Ideologi tersebut di antaranya yang mengkafirkan umat Islam sendiri dan mengaanggap bughat terhadap negara.
Karena mereka masif melakukannya, kata Cak Usma, tak sedikit umat Islam yang terpengaruh, termasuk warga NU sendiri. Karenanya, jangan salahkan jika ada yang terseret ideologi mereka jika kita tak menyediakan konten yang kreatif sebagai alternatif.
Cak Usma bersyukur, anak-anak muda NU telah banyak merambah dunia media sosial. Konten pengajian ulama NU dan ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah dengan sangat mudah dapat ditemukan di berbagai portal dan channel online. Hal ini berbeda dengan tiga atau lima tahun ke belakang.
“Anak-anak muda NU itu secara sporadis mengunggah konten-konten pengajian kiainya di pesantren atau pengajian-pengajian peringatan hari besar Islam. Bahkan mereka saling bertukar konten untuk mengisi channel masing-masing,” katanya.
“Sekarang sangat mudah mencari Kiai Said, Gus Mus, atau Gus Baha di YouTube, termasuk kegiatan-kegiatan NU,” lanjutnya.
Ia yakin, dalam beberapa tahun lagi, warga NU akan terus memperbanyak konten-konten kreatif di setiap media sosial. Setiap platform harus diisi, jangan sampai ketinggalan.
Dia juga mengingatkan, agar dalam membikin konten, baik tulisan, foto, maupun video harus lebih kreatif lagi. Jangan asal-asalan. Tutorialnya sudah banyak di internet. Asal tekun dan mendalam, menurutnya dengan cara otodidak pun bisa. (dad)
Sumber: nu.or.id