PWNUBALI.OR.ID –
Ketua PCNU Kota Denpasar, H. Pujianto menjadi narasumber dalam acara “Pendalaman ke-NU-an” yang diadakan PAC Muslimat NU Denpasar Utara Jumat, (15/11). Kegiatan ini adalah yang ketiga kalinya dalam 3 bulan terakhir sebagai bentuk penguatan pemahaman keaswajaan di kalangan kader Muslimat NU Denpasar. Kali ini dengan membawa Tema tentang “Kekuatan Media Sosial”.
Membuka pemaparannya, H. Puji mengawali dengan sejarah Wali Songo yang menyebarkan Islam dengan santun dengan menjaga tradisi, seperti yang sampai sekarang terjadi di Kota Kudus, Jawa Tengah. Demi menghormati umat Hindu waktu itu, Sunan Kudus melarang umat muslim mengkonsumsi daging sapi. Sebagai gantinya dipilihlah kerbau sebagai konsumsi sehari-hari yang berlanjut hingga hari ini.
“Saat perkembangan teknologi tidak bisa dihindari dalam pemanfaatan media publikasi saat ini, sangatlah mendesak bagaimana warga NU dapat tetap meneruskan warisan dakwah Wali Songo tersebut,” kata H. Puji.
Kemudian H. Puji menyampaikan bahwa perubahan yang disebabkan perkembangan tersebut harus disikapi oleh segenap warga Nahdlatul Ulama dengan cerdas.
Media Sosial telah merubah pola baca generasi sekarang dalam mengakses informasi. Website, Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube telah menyingkirkan dominasi stasiun TV atau media cetak dalam penyebaran informasi dan hiburan bagi masyarakat.
Menurutnya, Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 dunia merujuk dari berbagai survey menjadi peringkat 3 sebagai pengguna platform sosial media terbanyak di seluruh dunia. Namun bersamaan dengan itu menurut survey juga Indonesia adalah negara peringkat 5 dalam penyebaran hoax, dan peringkat 2 sebagai pengguna internet yang paling banyak mengakses situs pornografi setelah Turki.
Oleh karena itu H. Puji berpendapat, bahwa ditengah sedemikian masifnya informasi yang mendiskreditkan amaliyah-amaliyah NU, sangatlah penting warga NU untuk segera sadar media.
“Banyak narasi-narasi dibangun oleh media online dalam bentuk ceramah-ceramah keagamaan mengandung pesan simbolik yang berisi ujaran-ujaran kebencian terhadap NU,” papar H. Puji.
Semua itu bertujuan agar warga NU meninggalkan keyakinannya terhadap ajaran-ajaran ulama NU yang sudah mendarah daging di kalangan Nahdliyin.
“Tujuannya tak lain adalah untuk melemahkan pertahanan kesatuan NKRI, karena seperti diketahui bersama NU adalah benteng terakhir pertahanan negara kita sampai sekarang,” lanjut Ketua PCNU Kota Denpasar itu.
Dalam kesempatan itu H. Puji juga menunjukkan fakta-fakta di media sosial tentang penyebaran konten yang sudah diklarifikasi sebagai Hoax di media berbagai online.
Dia juga mengingatkan agar para anggota Muslimat PAC NU Denpasar Utara yang hadir sore itu waspada terhadap gerakan di sosial media yang bermaksud menghancurkan tatanan keluarga, tatanan pendidikan.
“Intinya kita harus sukseskan semua program-program NU Kota Denpasar ke depan karena ini adalah perjuangan kita bersama demi menjaga keutuhan NU dan NKRI,” pungkas H. Puji.
Reportase: Dadie W. Prasetyoadi
Foto: Amin Akbar