Pesan KH. Masrur Makmur dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kanwil Kemenag Provinsi Bali

Dok. tangkapan layar tausiyah Maulid Nabi Muhammad SAW via zoom dan Youtube

pwnubali.or.id – Wakil Ketua Tanfidizyah PWNU Bali, KH. Masrur Makmur, M.Pd.I menyampaikan pesan-pesan penting dalam kegiatan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali Juma’t siang (5/11). Bertempat di Aula Kanwil Kemenag Provinsi Bali Jalan Cok Agung Tresna No.18, Dangin Puri Klod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Balin, Acara tersebut digelar secara terbatas dan disiarkan langsung melalui zoom clud meeting serta youtube Kanwil Kemenag Bali.

Dihadiri segenap pejabat penting mulai dari Derektorat Jendral Kementerian Agama RI, Kanwil Kemenag Provinsi Bali serta Kemenag Kabupaten/Kota se-Bali, acara tersebut mengangkat tema “Melalui Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Kita Tingkatkan Penguatan Moderasi Beragama,” dengan harapan dapat mengajak jajaran pejabat Kementerian Agama agar dapat meningkatkan pelayanan publik dan melaksanakan moderasi beragama khususnya di Bali.

Bacaan Lainnya

“Saat ini kita fokus bagaimana menjaga kerukunan, kebersamaan, kekompakan kita terutamanya di jajaran Kantor Kemenag Provinsi Bali sampai jajaran Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Bali, untuk tetap menguatkan moderasi beragama. Untuk itu ‘Melalui Peringatan Maulid Nabi SAW kita tingkatkan Penguatan Moderasi Beragama’ di jajaran Kementerian Agama sampai dengan kabupaten/ kota se-Bali,” terang Kakanwil Kemenag Provinsi Bali, Dr. Komang Sri Marheni, S.Ag., M.Si.

Dok. Tangkapan layar Zoom sambutan Kakanwil kemenag Provinsi Bali, Dr. Komang Sri Marheni, S.Ag., M.Si

Hadir pula dalam kesempatan tersebut Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Kh Nizar Ali M.Ag serta memberikan arahan kepada jajaran Kementerian Agama Provinsi Bali. Pihaknya memberikan apresiasi dan support dalam kegiatan tersebut, menurutnya dalam konteks memelihara kerukunan beragama dalam sekala besar adalah penguatan moderasi beragama.

“Kita tau bahwa moderasi beragama indikatornya ada empat, satu adalah komitmen kebangsaan atau cinta tanah air. lalu yang kedua adalah toleransi. Yang ketiga adalah anti kekerasan dalam segala hal, termasuk dalam kepemimpinan. Kekerasan itu ada dua yaitu kekerasan verbal dan kekerasan fisik, Pemimpin yang bagus ada acara untuk pembinaan bukan dengan kekerasan. Yang terakhir adalah penerimaan terhadap tradisi lokal. Jika ada orang sholawatan tadi tidak diterima itu radikal,” papar Beliau yang juga menjadabat sebagai Ketua pokja moderasi beragama tersebut.

Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Bali, KH. Masrur Makmur M.Pd.I dalam Mauidhoh Hasanahnya menyampaikah bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera diperlukan kesalehan pribadi. Kerena menurut beliau kesalehan prinadi dapat membentuk kesalehan sosial sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera atau madani.

“Masyarakat madani adalah contoh yang dibentuk Rasulullah SAW. Bebarapa suku yang sering berseteru kemudian dipersatukan dengan satu konstitusi permakluman yang terbaik di dunia yang dinamakan Piagam Madinah. Piagam madinah ini membantu pribadi-pribadi hingga membentuk masayarakat Madani,” kata beliau.

“Di Indoneisa memiliki pancasila yang dimana menurut Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, sesunguhnya pancasila mengadopsi butir-butir paiagam madinah, yaitu mengandung kebersamaan, menciptakan masyarakta majemuk, menjaga kerukunan umat beragama dan merasa sebagai masyarakat yang senasib sepenanggungan,” imbuhnya.

Dok. Tangkapan Layar Kegiatan Peringatan Maulid Nabi Mauhammad SAW, Kanwil Kemenag Provinsi Bali

Beliau menambahkan bahwa ketika kita membangun moderasi di Indonesia maka 20 tahun yang akan datang kita akan bertemu dengan Indonesia Damai. Menurutnya 2045 mendatang ketika kita bertemu dengan 100 tahun perjalan Indonesia, pengamat ekonomi mengatakan bahwa Indonesia akan berada urutan ke 7 dunia dalam kekuatan perekonomian melalui empat kunci.

“Kuncinya adalah Empat C (Communication, Community, Conectivity, Creativity). Bagaimana anak-anak kita mampu menguasai komunikasi, bagaimana anak-anak kita agar mempu memiliki community, bagaimana anak-anak kita seyogyanya memiliki konektivitas dan bagaimana putra-putri kita memeliki krativiti wihtout limit,” tandasnya.

Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan pembacaan doa barokah yang dipimpin oleh Drs. H abu Siri .S.Ag.M.Pd.I, Kabid Bimas Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali yang juga merupakan Wakil Rois Syuriyah PWNU Bali.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.