Pesan KH. Noor Hadi Al-Hafidz, Dalam Acara Harlah NU ke 98 Tahun Hijriyah

pwnubali.or.id – Rangkaian acara harlah NU ke 98 tahun Hijriyah ditutup dengan doa khotmil yang dipimpin oleh Rois Syuriyah, KH. Noor Hadi Al-Hafidz, disambung dengan doa penutup acara oleh KH. Anwar Hamid, S.Pd.I.

Sejak Sabtu siang (27/2) Gedung PWNU Bali ramai dengan serangkaian acara menyambut Harlah NU ke 98 Hijriyah, Salah satunya adalah acara Khotmil Qur’an yang dimulai pukul 02.00 Wita dan dibuka secara resmi oleh Ketua Tanfidziyah PWNU Bali, KH. Abdul Aziz, S.Pd.I. Para jamaah yang hadir membaca Al-Qur’an dari juz 1 sampai dengan juz 29 sesuai dengan bagiannya masing-masing. Sementara juz 30 dibaca secara bergantian mulai dari Rois Syuriah, Ketua Tanfidziyah PWNU Bali serta jajarannya hingga ketua PW Pagar Nusa Provinsi Bali.

Bacaan Lainnya

Usai doa khotmil qur’an, acara dilanjutkan dengan Sholawat yang dibawakan oleh remaja Musholla Al-Ikhlas, Denpasar. Dilanjutkan dengan arahan dan sekapur sirih dari Rois Syuriyah PWNU Bali, KH. Noor Hadi Al-Hafidz.

 

 

 

 

Menurut Abah Yai Noor Hadi, di usia NU yang menjelang ke 100 ini akan terjadi perubahan yang signifikan.

“NU sudah 98 tahun, InsyaAllah jika ada umur panjang pengurus sekarang beruntung bisa ‘menangi’ (merasakan) sampai seabad NU. Dalam Hadist setiap masa 100 tahun akan ada perubahan yang signifikan,”. tutur beliau

Beliau menambahkan bahwa perubahan signifikan yang pasti akan terjadi itu belum bisa dijelaskan apakah yang akan berubah. Justru Abah Yai melempar candaan bahwa perubahan signifikan itu bisa saja presiden orang NU.

“Akan terjadi perubahan yang signifikan namun belum tau apanya yang akan berubah. entah Presiden dari NU atau apa,” kata beliau sembari bercanda.

Sebelum acara ditutup dengan doa penutup, Abah Yai Noor Hadi kembali mengingatkan kepada seluruh pengurus NU agar tidak menjadi “Zabat” (busa dalam lautan). Menurut beliau NU harus memberikan manfaat pada kemanusiaan dan lestari dunia.

“NU tidak seperti ‘zabat’, apa itu zabat? seperti busa dalam lautan. kalau tidak hilang ya mengering. tapi NU itu memberikan manfaat pada kemanusiaan maka akan lestari di dunia,” tandas beliau. (red.MM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.