Kiai Nurul Abrori: Peringatan Maulid Ekspresi Cinta Umat Kepada Nabi SAW

PWNUBALI.OR.ID | Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan Haul KH. Abdul Hamid Pasuruan, Kiai Nurul Abrori mengingatkan untuk menyetel sunnahnya kanjeng Nabi SAW (20/11).

“Salah satunya adalah datang ke majelis ini, niatnya ngaji Insyaalah mendapat ilmu yang manfaat.” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Kiai Abrori lalu mengutip maqolah seorang Wali Besar yang mengatakan, “Sesungguhnya pengarang Ratibul Haddad ruhnya akan mendatangi majelis yang didalamnya dibacakan Ratibul Haddad.”

“Sedangkan kejahatan saat ini dari yang kecil sampai yang besar ada, oleh karena itu dzikir dapat menjadi rem yang dapat memperbaiki kepribadian umat dan masyarakat,” tegasnya kemudian.

Selain itu dalam acara yang diadakan di Gedung Serbaguna Majelis Miftahul Hidayah Al Hamidiyah, Minang Maning Denpasar itu, Kiai Abrori mengungkapkan bahwa peringatan maulid itu ada dua, yaitu secara pribadi dan secara umum.

“Rasulullah memperingati maulidnya secara pribadi melalui puasa setiap hari Senin. Ketika berpuasa kamis beliau mengatakan semua amal manusia dilaporkan kepada Allah swt,” kisahnya.

Peringatan Maulid Nabi secara umum pertama kali diadakan ketika zaman Sultan Sholahuddin Al Ayubi.

“Pada masa itu Raja Mudzafar Abu Sayyid di Irak mengundang ulama, pejabat, dan rakyat Irak diadakannya secara besar-besaran dengan menyembelih 5000 kambing, 100 kuda, menyembelih ayam 10.000 ekor,” ungkap santri Habib Salim As Syathiri itu.

Beliau menerangkan bahwa surga dan neraka, dan seluruh Alam dijadikan oleh Allah dari Nur nya Nabi Muhammad. Ayah Rasulullah Abdullah sangat tampan dan diidamkan oleh wanita Arab pada waktu itu. Bahkan ketika Abdullah menikah dengan Sayidah Aminah banyak perempuan pada waktu itu semaput (pingsan) mendengar kabar tersebut.

Di Tarim setiap tanggal 12 Rabiul Awal di daerah Zabid, rambut Rasulullah direndam dalam tong besar sambil dibacakan Shalawat kemudian masyarakat rebutan air yang telah direndam rambut Nabi tersebut.

Kiai Abrori selanjutnya mengutip dari Kitab Tuhfatul Muhtaj yang mengatakan bahwa jumlah rambut Rasulullah ada 124.000 sesuai dengan jumlah para Nabi sedangkan jenggotnya Rasul berjumlah 314.

Diakhir ceramah beliau menceritakan tentang seseorang yang sakit, kemudian minta kepada Sayidah Fatimah agar merendam baju Rasul kedalam air, setelah itu diminumkan kepada anaknya yang sakit. Seketika itu dengan izin Allah, anaknya  sembuh.

Reportase/Foto: Syahrial Ardiansyah
Editor: Dadie W. Prasetyoadi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.