Ngaji Kebangsaan KH. Yahya Cholil Staquf, Kalau Ingin Jadi Baik Harus Tau Maqomnya

PWNUBALI.OR.ID – Dalam kesempatan mengunjungi gedung PWNU Bali malam ini, Khatib Aam PBNU sekaligus Dewan Pertimbangan Presiden, KH Yahya Cholil Staquf menekankan agar jamiyyah dan jamaah NU mengerti maqomnya agar tidak semena-mena dalam berkhikmad dan berbuat.

Sebagaimana saat ziarah kemakam para wali misalkan ke makam Sunan Ampel. Mendoakan Sunan Ampel pada hakekatnya tabaruk bukan berarti kita menolong Sunan Ampel. Bukan berarti kita merasa lebih mulia dari Sunan Ampel. Hakekat mendoakan orang sholeh adalah ngalap barokah.

Bacaan Lainnya

Begitu pula jadi pengurus NU, menurut Kyai yang akrab di sapa Gus Yahya, “pengurus NU itu harus ngerti maqom. Jadi pengurus itu bukan berarti mengendalikan NU, bukan pula punya pikiran mau memperbaiki NU, apalagi berfikir mau menyelamatkan NU, kayak dia sudah selamat saja,” ujar Gus Yahya.

Berkhidmad di NU merupakan kesempatan untuk tabaruk bersama Ulama. Berkhidmad di NU senantiasa di doakan para ulama agar khusnul khotimah bersamanya. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim As’ari bahwa barang siapa merawat NU maka didoakan keluarganya, anak dan cucunya khusnul khotimah bersama Beliau. Maka sudah semestinya berada di NU itu harus bersyukur.

“NU lebih besar dari kita, Maka kalau kita laku berkhikmad di Nu, berkesempatan berkhikmad untuk tabaruk bersama Ulama. Sahabat-sabahat di NU apalagi pengurus NU sudah dapat barokah. Nah kita syukur tidak dengan NU? Ini penting agar tidak jadi sok-sok an,” pungkasnya.

(Muhlisin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.