Kebhinekaan Indonesia Jadi Referensi Bagi Universitas di Thailand Selatan

Narathiwat-Pattani,

Sebagai salah satu peserta dalam program PPL/KKN Terpadu Internasiaonal dari Indonesia di Thailand Selatan, Dadie W. Prasetyoadi mahasiswa STAI Denpasar Bali menjalani beberapa kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugasnya disana antara lain mengajar bahasa Inggris, sekaligus observasi sistem Manajemen pengelolaan di sekolah umum pemerintah Lubok Kayoh School,  mengajar baca al Qur’an anak anak dengan sistem Qira’ati di Darul Qur’an nilkareem School, serta menghadiri seminar-seminar dan pelatihan guru yang diadakan oleh pemerintah Thailand dan beberapa Universitas di kota Pattani dan Narathiwat.

Hari sabtu (16/12/17) bertempat di Narathiwat Community College-Princess of Naradhiwas University atas rekomendasi Sulaeman Bamae kepala sekolah di tempatnya mengajar, Dadie diminta untuk menjadi narasumber tamu dalam mata kuliah Asian Study yang diperuntukkan bagi mahasiswa program Diploma yang mengambil jurusan Keguruan.

WhatsApp Image 2017-12-16 at 11.37.47
dok. LTNNU Bali

Dalam kesempatan yang sangat baik ini Dadie mengenalkan budaya dan pola hidup masyarakat Indonesia yang beraneka ragam, termasuk kebiasaan-kebiasaan, norma, hingga makanan khas dari beberapa daerah yang dikenalnya, serta sistem pendidikan di Indonesia yang walaupun tidak sama dengan di Thailand, namun memiliki sedikit kemiripan. Sekaligus menginformasikan kemungkinan kerjasama antar Universitas dalam program pertukaran mahasiswa yang sekarang sedang digalakkan di antara negara-negara Asean, termasuk di STAI Denpasar Bali.

Selain mahasiswa STAI Denpasar, saat ini Dadie juga adalah sebagai Sekretaris LTN NU Bali (Lembaga Infokom & Publikasi PWNU Bali) periode 2015-2020, serta wakil redaktur majalah Muslim Bali. Oleh karena itu saat berbicara tentang keberagaman Agama yang ada di Indonesia, ia sekaligus mengenalkan tentang Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi masyarakat yang tidak hanya terbesar di Indonesia, bahkan di dunia kepada dosen dan para mahasiswa yang hadir saat itu, untuk sekedar memperkenalkan karakteristik Islam di Indonesia yang mayoritas bermahzab Syafi’iyah, hal ini mengundang antusias dari para mahasiswa karena mayoritas masyarakat muslim di Thailand bermahzab Syafi’i pula. Tradisi amalan NU yang biasa dilakukan masyarakat muslim di Indonesia dilakukan pula oleh masyarakat muslim Thailand seperti, doa Qunut saat shalat subuh, peringatan Maulid Nabi, Shalawat, serta pembacaan Yasiin dan Tahlil, karena banyak ulama-ulama Pattani terdahulu yang menimba ilmu di mekkah dan banyak berguru dengan ulama-ulama Nusantara seperti Syekh al Palimbani, Syekh Yasin al Padangi dll. Karena kedekatan historis inilah yang menyebabkan masyarakat Thailand selatan sangat menghormati ulama-ulama di Indonesia khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama.

Pada acara tersebut hadir pula Joy, seorang guru wanita Science dan Matematika yang sudah 4 tahun mengajar di Sekolah swasta dan berasal dari Filipina yang turut memberi informasi tentang kebudayaan dan prilaku masyarakat Filipina, sehingga suasana kuliah siang itu terasa sangat interaktif dan akrab karena semua saling bertanya satu dengan yang lain dan bertukar informasi.

Sesi terakhir diisi oleh Dosen yang bersangkutan yaitu Cek Asman dengan menyampaikan kesimpulan bahwa kebudayaan di negara-negara Asia Tenggara memiliki kesamaan yang sangat mendasar dan memiliki karakter khas, misalnya dalam hal bahasa yang bersumber dari bahasa melayu, dengan ditemukannya persamaan arti kata pada banyak benda maupun hal. Selain itu Cek Asman juga menyampaikan apresiasi kepada para narasumber tamu yang telah bersedia datang memenuhi undangan mereka dan berharap untuk dapat mengadakan metode kuliah seperti ini secara rutin di kampus mereka.

(ddwp)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.