Sumbangsih Nasihat untuk Pengungsi Erupsi Gunung Agung

Menghitung hari, entah berapa hari lamanya. Hingga kini masih tetap berada di luar kampung halaman. Pada biasanya kumpul bersama keluarga dalam satu atap tempat tinggal, kini harus berkumpul dalam kerumunan orang-orang. Pada biasanya makan dan minum bebas melahap sesuai selera dan porsi keinginan, kini harus menerima menu seadanya bahkan masih menunggu bantuan makanan dengan menahan rasa lapar. Pada biasanya tidur di kamar dan kasur yang empuk, kini harus membaringkan tubuh di atas alas tikar bahkan kardus menjadi selimut.

Dan, pada biasanya anak-anak bermain asyik di tempat yang nyaman dan dengan mainannya sendiri, kini harus bermain dengan entah apa yang dibuat mainan dan di tempat yang mungkin tak asyik lagi. Pada biasanya anak-anak belajar dan sekolah di lembaga atau gedung, kini harus belajar dengan fasilitas darurat atau menumpang di lembaga yang berkenan dengan sedikit desak-desakan.

Bacaan Lainnya

Musibah atau bencana memang menjadi bagian dari hidup kita, yang tentunya akan merubah bahkan menghilangkan apa yang kita miliki. Entah itu harta, keluarga, jabatan bahkan nyawa. Merupakan sifat manusiawi ketika kita ditimpa musibah atau bencana lalu kita merasa sedih dan menderita. Namun demikian, Rasa sedih dan derita tidak boleh menjadikan hati kita hancur untuk menjalani hidup tetap istiqamah dalam kebaikan dan kebenaran. Jangan sampai, karena kita sedih dan menderita kemudian kita tidak menerimanya sehingga kita berbuat sesuatu yang tidak benar.

Musibah atau benacana yang menimpa kita pasti ada hikmah dibaliknya. Namun, jika kita tidak menerima musibah dan bencana dengan sabar dan ikhlas, maka hikmah itu tidak akan kita dapatkan, justru akan menambah musibah yang lebih besar lagi jika kita menerimanya dengan terus mengeluh, berputus asa dan berbuat hal yang tidak baik.

Tuhan sudah menjanjikan kepada kita, bahwa setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan. Sebagaimana kita tahu, jika ada gembok pasti ada kunci. Artinya, gembok dibuat sudah pasti kuncinya juga dibuatkan. Begitu juga masalah yang menimpa pada kita, sudah pasti Tuhan menyediakan soluslinya. Hanya saja, kita mau atau tidak mencari kunci solusinya dengan ikhlas dan sabar. Jika kita mencari solusinya dengan hanya mengeluh dan putus asa maka kunci itu sulit kita temukan.

Memang, musilbah atau bencana akan membuat kita kehilangan. Tetapi dari apa yang hilang, sudah pasti akan  ada gantinya. Teori umumnya, untuk mendapatkan sesuatu, kita harus menghilangkan sesuatu juga. Kita ingin makan nasi goreng maka kita harus menghilangkan (memberikan) dari diri kita berupa uang kepada si penjual nasi goreng. Ada yang hilang pasti akan ada yang ditemukan. Ada yang pergi pasti akan ada yang datang.

Semoga kita mampu dan sanggup menjalani waktu di luar kampung halaman dengan tetap sabar dan ikhlas. Semoga musibah ini sebagai motivasi bagi diri kita untuk kembali lebih mengingat dan bersyukur kepada Tuhan. Semoga musibah ini sebagai ujian untuk menaikkan derajat kita yang lebih mulia di dunia dan akhirat. Amin…

Author: M. Muhammad

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.