Pak Ujang Semoga Cepat Sembuh – Tradisi Menjenguk Orang Sakit Jemaah Masjid At Taqwa Polda Bali.

Oleh: Kambali Zutas

DENPASAR – Jam menunjukkan pukul 20.00 Wita, Rabu (18/10/2017). Cuaca mendung menyelimuti wilayah Kota Denpasar. Kami waktu itu selesai jamaah Salat Isya’ di Masjid At Taqwa Polda Bali, Jalan WR Supratman, Denpasar. Kami sekitar delapan orang jemaah berkumpul dan bersiap-siap menuju ke tempat tinggal Pak Ujang di Jalan Kecubung 11 Denpasar.

Pak Ujang satu di antara jamaah Masjid At Taqwa. Ia sudah sepekan tidak terlihat di sudut selatan saf pertama yang menjadi tempat di setiap Subuh. Pak Ujang, sehari-hari sebagai tenaga pengajar olah raga di sejumlah sekolah di Denpasar. Selain itu, juga tercatat sebagai pelatih bulutangkis. Kalangan atlet muda bulutangkis Denpasar terutama yang berlatih di PB GOR Ngurah Rai Denpasar tentu tidak asing dengan nama Pak Ujang. Jadi kalau diajak bercerita tentang pemain-pemain timnas bulutangkis dan event bulutangkis dunia, maka bisa dari halaman masjid hingga parkir belum selesai.

Nah, kami tiba di tempat yang dituju. Kami masuk rumah kontrak dengan dua kamar. Dalam kamar itu, kami melihat Pak Ujang sedang terbaring sakit. Ketika kami datang, senyum khas Pak Ujang tampak. Lalu mempersilakan dan bercerita serta mengungkapkan sakit yang dideritanya. Ia juga menceritakan sudah ke rumah sakit dan diagnosis asam urat dan kolestrol tinggi. Menurut pria yang sudah berusia 70-an tahun ini, kakinya sempat bengkak sehingga tidak bisa jalan. Setelah beberapa waktu, kami mendoakan agar Pak Ujang segera sembuh dan bisa kembali berjamaah di masjid. Kami pun kemudian berpamitan. Tradisi menjenguk orang sakit menjadi kegiatan yang rutin dilakukan jemaah Masjid At Taqwa Polda Bali, jika ada jemaah yang tertimpa musibah atau cobaan sakit, dan lain sebagainya.

Menjenguk orang sakit tentu sangat banyak faedahnya. Selain dalam agama sangat dianjurkan, dari segi sosial kemasyarakatan menjenguk orang sakit juga sangat penting. Menjenguk orang sakit sebagai bentuk rasa kesetiakawanan dan membangun solidaritas. Kehadiran para penjenguk sangat dibutuhkan. Sebab orang-orang yang sakit memerlukan ketenangan jiwa, motivasi, semangat, dan juga doa. Hati orang yang sakit merasa lapang ketika dijenguk. Dan di situlah peran penjenguk.

Saking pentingnya menjenguk orang sakit, Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits Qudsi seperti diriwayatkan Imam Muslim dalam Kitab Irsyadul Ibad karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Bab tentang Menjenguk Orang Sakit, halaman 28.

Diungkapkan dalam kitab tersebut pada hari Kiamat seorang anak Adam ditanya oleh Allah SWT. “Wahai anak Adam, saat Aku sakit, kenapa engkau tidak menjengukKu?” Lalu anak Adam itu menjawab, “Bagaimana hamba menjenguk Tuhan? Sedangkan Tuhan pemelihara alam semesta,” tanya anak Adam itu. Lalu Allah SWT menjawab, “Apakah kau tidak tahu kalau hambaKu sedang sakit? Kalau kau menjenguknya, kau akan mendapati Aku di sisinya.” Maksudnya, “Kau akan mendapatkan ganjaran-Ku yang tak bertepi saking banyaknya. Maka niscaya kamu mendapatkan pahala yang tanpa batasnya.”

Seperti dilansir nu.or.id (Senin, 24 Agustus 2015) Hadis Qudsi ini menganjurkan kepada siapa saja untuk meluangkan waktu demi menjenguk kerabat atau sahabat yang sedang sakit. Di dalam hadist Qudsi tersebut, Allah menjanjikan pahala besar mereka yang memberikan waktunya demi menghibur orang sakit. Jika tidak sempat menjenguk secara langsung karena keterbatasan jarak, kemampuan fisik lainnya, atau udzur lain, sekurangnya mereka menyampaikan doa dan titip salam. (*)

Wallahu a’lam Bishawab.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.