Ketua STAI Denpasar: Hari Santri Bukan Hanya Milik Santri

Tepatnya Hari Minggu, 22 Oktober 2017, pukul 08.30 WITA, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar Bali, memperingati Hari Santri dengan menggelar upacara bendera Merah Putih di halaman kampus STAI. Upacara peringatan “Hari Santri” dihadiri oleh Ketua, Bpk. Jumari, SP., M.Pd. serta para dosen dan mahasiswa-mahasiswi. Upacara tersebut diawali dengan mengibarkan bendera Merah Putih dengan diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan dilanjutkan dengan pidato dari Ketua STAI.

Dalam pidatonya, Ketua menyampaikan di hadapan para mahasiswa dan mahasiswi, “Hari Santri bukan hanya milik santri, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia. Nasionalisme harus terus digelorakan khususnya para mahasiswa dan mahasiswi sebagai generasi penerus bangsa. Selain menjaga semangat nasionalisme, para mahasiswa dan mahasiswi juga harus meneladani peran para ulama, yang membela dan mempertahankan NKRI”.

Presiden RI, Bpk. Joko Widodo menetapkan Hari Santri, untuk mengingat jasa para santri dan ulama dalam membangun bangsa, jauh sebelum kemerdekaan. Berdasarkan sejarah tersebut, maka “Hari Santri Nasional” ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, Keppres memberi pengakuan kepada ulama dan santri ponpes yang memiliki peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta mengisi kemerdekaan.
Ketua STAI Denpasar Bpk.Jumari SP, M.Pd dalam pidatonya juga menceritakan kisah KH. Hasyim Asy’ari bersama para ulama lainnya dalam membela negara. Para ulama mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan, yang lebih di kenal dengan “Resolusi Jihad”, yang isinya antara lain menegaskan bahwa membela Tanah Air hukumnya adalah fardhu Ain bagi setiap orang Islam di Indonesia.
Dalam memperingati Hari Santri, para mahasiswa dan mahasiswi diperdengarkan lagu Mars Ya Lal Wathon dan beberapa lagu lainnya seperti lagu Mengheningkan Cipta dan Gugur Pahlawanku. Upacara peringatan Hari santri dilaksanakan dengan khikmad dan penuh nuansa religi yang begitu mendalam. Dan selanjutnya upacara ditutup dengan pembacaan doa bersama.

 (Delda)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.