Jejak Kebesaran Ahlussunnah wal Jama’ah di Thailand Selatan

Pattani-Southern Thailand,

Masjid Kerisik yang dalam bahasa Thailand dikenal dengan nama “Krue se Mosque” atau “Pitu Krue-Ban Mosque” terletak di kota Pattani Thailand. Kerisik adalah kata Melayu yang berarti Pasir di kawasan Pantai yang berwarna putih seperti mutiara. Saat orang-orang Arab tiba di pantai ini dahulu, mereka menamakan kawasan ini ” Lu’lu’ ” atau “Mutiara” dalam bahasa Melayu. Kata ini kemudian menjadi nama sebuah kampung yang sekarang dikenal dengan sebutan “Tanjung Luluk”.

_MG_7376
Dok. Dad/LTNNU Bali

Nama resmi masjid ini adalah “Masjid Sultan Muzaffar Shah”. Inilah masjid di Asia tenggara yang pertama kali dibangun dengan menggunakan bata merah buatan “Kampung Tanah Merah” (sekarang Mukim Ganda Muang) Kedah. Bangunannya mengikuti arsitektur Timur Tengah. Cara penyusunan batanya menggunakan campuran kulit kentang dengan Pulut (beras ketan) hitam yang ditumbuk halus kemudian dicampur dengan adonan putih telur dengan gula cair. Cara ini merupakan tehnik asli masyarakat melayu di masa lampau.

Masjid ini dibangun pada zaman pemerintahan Sultan Muzaffar Shah pada tahun 1514, mengikuti saran Syekh Syafiyudin al Abbas (Ulama Fiqh yang bergelar Datu’ Faqih Diraja).

Setelah selesai pembangunannya, masjid ini dianggap sebagai masjid resmi Kerajaan Melayu Pattani Darussalam. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga digunakan sebagai pusat kegiatan-kegiatan Islam, dan pusat belajar ilmu-ilmu agama Islam dari berbagai bidang ilmu. Itulah sebabnya mengapa masjid ini mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi di kalangan masyarakat Muslim Thailand hingga saat ini.

_MG_7389
Dok. Dad/LTNNU Bali

Penulis berkesempatan mengunjungi serta melakukan sholat di masjid ini, dan merasakan suasana yang berbeda, entah karena bentuk aslinya yang masih dipertahankan sehingga terasa sedang berada di dalam masjid pada zaman lampau, ditambah dengan penuturan seorang takmirnya yang kira-kira berusia 70 tahunan tentang peristiwa berdarah di dalam masjid ini antara gerakan separatis kemerdekaan Pattani dengan Tentara kerajaan Thailand pada tahun 2004, serta cerita epik perjuangan masyarakat Melayu Pattani yang banyak melibatkan masjid ini sebagai pusat pergerakan para pejuangnya sebelum kerajaan ini takluk terhadap pemerintahan Kerajaan Thailand. Walaupun demikian aura kebesaran Masjid yang terlihat sangat tua ini masih terasa kental.

(ddwp/LTNNU Bali)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.